Monday, June 17, 2019

Artikel Cloud Computing



Definisi, Karakteristik, Model Layanan, Model Penyebaran serta Kelebihan dan Kekurangan CLOUD COMPUTING



Cloud computing merupakan sebuah mekanisme, dimana sekumpulan TIK resource yang saling terhubung dan nyaris tanpa batas, baik itu infrastruktur maupun aplikasi dimiliki dan dikelola sepenuhnya oleh pihak ketiga sehingga memungkinkan customer untuk menggunakan resource tersebut secara on-demand melalui network baik yang sifatnya jaringan private maupun public (Fikri, dkk., 2015) (Effendi, 2016). Pengguna layanan cloud computing dapat mengakses file secara real time melalui internet tanpa perlu menginstallasi komputer lokal.


Cloud computing, dalam bahasa indonesia berarti komputasi awan, hal ini terdiri dari kata Cloud dan Computing. Computing adalah komputasi yang berhubungan dengan prosesor, CPU, RAM dan sistem operasi yang akhirnya kita bisa menggunakan komputer tersebut menjalankan sebuah program aplikasi semisal MS Office, Photoshop dan lain sebagainya. Cloud atau awan, adalah hal-hal yang terdapat jauh dari pengguna dan tidak diketahui secara nyata oleh pengguna. Arti kata Cloud adalah “awan” ini tidak jelas, juga tidak ditemukan sumber yang pasti, kemungkinan adalah sebuah ilustrasi dimana kita berada di bawah awan yang sama. Awan dalam hal ini mengacu pada “Internet”.

Karakteristik Cloud Computing
Menurut National Institute of Standard and Technology (NIST), terdapat lima karakteristik Cloud Computing yang digambarkan sebagai berikut :
a.      On-demand self-services 
Konsumer atau pengguna dapat secara sepihak melakukan kustomisasi yang diperlukan tanpa berinteraksi langsung dengan staff dari penyedia layanan, misal konfigurasi waktu server dan kapasitas jaringan.
b.      Broad network access 
Kemampuan yang tersedia dalam jaringan dan diakses melalui mekanisme standar yang dapat digunakan oleh berbagai macam platform seperti, mobile phones, tablet, laptop, dan workstations.
c.       Resource pooling
Sumber daya komputasi dari penyedia layanan dipusatkan untuk melayani banyak konsumer menggunakan sebuah model multi-penyewaan, dengan sumber daya fisik dan virtual yang berbeda yang penempatannya dapat dikelola secara dinamis sesuai dengan kebutuhan konsumer.
d.      Rapid elasticity 
Kemampuan komputasi dapat disediakan dan diberikan dengan elastik, dalam beberapa kasus secara otomatis, untuk secara cepat memenuhi kebutuhan konsumer. Bagi konsumer, kemampuan ini terlihat tidak terbatas dan dapat disediakan dalam waktu apapun.
e.       Measured services
Sistem cloud dikontrol otomatis dan sumber daya dioptimalisasi dengan memanfaatkan kemampuan pengukuran pada level tertentu dari kesesuaian tipe layanan (misal, penyimpanan, proses, bandwith, dan akun user yang aktif). Sumber daya dapat dimonitor, dikontrol dan dilaporkan, secara transparan bagi penyedia layanan dan bagi konsumer yang menggunakan layanan tersebut.

Model Layanan Cloud Computing
Adapun model layanan dari cloud computing dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.      Cloud Software as a Service (SaaS)
Layanan cloud computing jenis ini disediakan dalam bentuk software atau perangkat lunak. Contohnya adalah Google Docs, Skype, SalesForce.com dan Spreadsheet serta Adobe Creative Cloud. Pada praktiknya, pengguna hanya menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut tanpa harus mengerti dimana (secara fisik) data disimpan atau bagaimana aplikasi dikelola. Hal-hal tersebut sudah termasuk dalam layanan yang diberikan oleh penyedia Software as a Service.
Melalui SaaS, Provider memberikan keunggulan dimana pengguna tidak perlu memikirkan lisensi software, pengguna dapat menggunakan software yang disediakan dimanapun dan kapanpun serta beroperasi pada infrastruktur cloud. Pengguna dapat mengakses software (aplikasi) dengan mudah tanpa perlu menyediakan storage perangkat khusus untuk menyimpan aplikasi tersebut. Penyedia layanan juga menjamin ketersediaan dan reliabilitas dari aplikasi miliknya. Dengan begitu, pengguna dapat fokus dalam memaksimalkan penggunaan aplikasi tersebut.

b.      Cloud Platform as a Service (PaaS)
Layanan cloud jenis ini hadir dalam bentuk platform yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi. Secara analogi, PaaS memungkinkan pengguna untuk menyewa “rumah” dan berbagai “lingkungan”-nya (network, database engine, sistem operasi, framework aplikasi, dan sebagainya) untuk membantu berjalannya aplikasi yang dibuat. Sebagai penyewa, pengguna tidak perlu memikirkan pemeliharaan rumah tersebut karena penyedia layanan Platform as a Service -lah yang akan melakukannya, sehingga pengguna dapat fokus mengembangkan aplikasi yang pengguna buat di “rumah” tersebut.
Contoh penyedia PaaS ini adalah IBM Bluemix. Pada layanan PaaS, provider memberikan keunggulan kepada pengguna yang lebih difokuskan untuk pengembangan dan penyebaran aplikasi. Dengan kemampuan ini pengguna dapat menggunakan aplikasi yang disediakan oleh provider tanpa harus memikirkan sistem operasi, jaringan, database engine, namun pengguna tetap memiliki kontrol atas aplikasi yang dikembangkan.

c.       Cloud Infrastructure as a Service (IaaS)
Pada IaaS, penyedia layanan akan memberikan sumber daya infrastruktur komputasi (cloud computing) yang lengkap, mulai dari server, jaringan, storage, hingga ruang data center. Sederhananya, ketika menggunakan IaaS, pengguna sebenarnya sedang menyewa komputer virtual yang masih kosong. Setelah disewa, pengguna bisa menambahkan komponen komputasi seperti CPU, RAM, Storage, Public IP, dll untuk membangun komputer virtual yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Dengan menggunakan layanan IaaS, pengguna tak perlu membeli perangkat komputer fisik dan juga memikirkan pengelolaannya. Provider memberikan keunggulan kepada pengguna untuk konfigurasi, dapat juga menyewa infrastruktur seperti storage dan jaringan. Konfigurasi yang dimaksudkan secara virtual dapat mengubah scale up atau scale down. Konsumen memiliki kontrol terhadap sistem operasi dan juga aplikasi yang disebarkan. Contoh layanan ini adalah Simple Storage Service, Rakspace Cloud dan Amazon Elastic Compute Cloud.

Model Penyebaran Cloud Computing
Terdapat empat model penyebaran cloud computing, yaitu :
1)      Private Cloud
Private cloud biasanya dikelola dan diatur oleh departemen yang menguasai teknologi informasi dalam suatu organisasi dan departemen lain sebagai pengguna. Infrastruktur cloud dapat dikatakan disediakan khusus untuk memenuhi kebutuhan organisasi
2)      Community Cloud
Infrastruktur cloud yang eksklusif dibangun dan digunakan secara bersama oleh beberapa community atau organisasi dan mendukung komunitas tertentu yang memiliki konsentrasi pada bidang yang sama.
3)      Public Cloud
Merupakan salah satu model penyebaran cloud yang disediakan untuk umum yang sifatnya gratis maupun berbayar. Layanan ini dapat digunakan oleh pengguna dengan syarat mengikuti ketentuan yang berlaku.
4)      Hybrid Cloud
Model penyebaran ini merupakan gabungan dua atau lebih dari jenis cloud computing (gabungan private, public atau community cloud). Dalam hybrid cloud, perusahaan dapat memilih dan memindahkan proses bisnisnya ke setiap model penyebaran cloud computing baik private ataupun public.

Kelebihan Cloud Computinga
Berikut ini beberapa kelebihan dalam cloud computing (Ashari, & Setiawan, 2011) (Fardani, & Surendro, 2011) (Anik, 2013) (Singh, & Hemalatha, 2012) (Achmad, & Paulus, 2015) (Warjiyono, 2014), diantaranya :
1)      Menghemat biaya investasi. Pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk penggunaan hardware, pengguna hanya membayar biaya sewa sesuai pemakaian.
2)      Dapat menghemat waktu dalam arti pengguna tidak perlu memikirkan tentang penyimpanan maupun pemrosesan karena semua telah disediakan oleh provider
3)      Operasional dan manajemen lebih mudah karena sistem dapat digunakan dimana saja (anywhere) dan kapan saja (anytime).
4)      Menjadikan penggabungan yang terpercaya dan meningkatkan availability serta ketersedian data.
5)      Menghemat biaya operasional pada saat realibilitas, serta biaya dan waktu pemulihan yang sangat terjamin.

Kekurangan Cloud Computing
Berikut ini merupakan kekurangan yang terdapat pada cloud computing (Ashari, & Setiawan, 2011) (Fardani, & Surendro, 2011), yaitu :
1)      Koneksi internet merupakan kewajiban dalam cloud computing karena internet merupakan satu-satunya pintu menuju cloud computing. Untuk menunjang hal tersebut, maka diperlukan bandwidth yang memadai serta stabil.
2)      Penyewa layanan cloud computing tidak memiliki akses langsung (direct access) ke sumber daya dan juga mengenai kerahasiaan serta keamanan data pengguna. Kerahasiaan serta keamanan data masih menjadi sebuah pertimbangan serius pada layanan cloud computing.
3)      Kualitas server juga menjadi salah satu pertimbangan sebelum menggunakan layanan cloud computing. Pengguna akan sangat rugi jika sewaktu-waktu server atau akses program menjadi down. Harus ada penanganan masalah server serta sistem backup (pemulihan) yang baik. Jika tidak ditangani dengan baik, maka pengguna akan mengalami kerugian besar.


Sumber :

No comments:

Post a Comment

Latest Post

Artikel Cloud Computing